2009年12月14日月曜日

Orang Jepang itu Lebih men-Jawa

Bingung baca judul di atas??
Sebenernya aku jug abingung juga sie…, tapi aku gak tau lagi musti kasih judul apaan……
Jadi deh kayak gitu judulnya….



Nah…, pas lagi enak ngliatin orang pada kerja, dengan sangat ujug-ujugnya ada seorang jepang yang datang ke arahku. Yah…, namanya juga orang yang bertamu, jadinya pas tu jepang jalan, aku pasang ajah muka sok imut agar tuh jepang gak ngomel karena mengangggap aku mengganggu kerja anak moyangnya.

Bahasa jawaEh…, lagi enak pasang tampang yang paling imut, tuh jepang malah nyamperin dan pegang tanganku. Trus ngomong belepotan campur aduk kayak nasi uduk yang tumpah.
Gak jelas apa yang dia omongin, tapi sedikit-dikit aku ngerti lok dia mencoba ngomong pake bahasa Indonesia, tapi lebih banyak campuran bahasa jepangnya. Ditambah lagi ngomongnya cepet pake banget.

Klop dah, makin mlongo ajah aku.
Akhirnya, dalam keputus asaan aku ngomong ajah, lok aku gak ngerti dengan apa yang dia maksud. Diluar dugaan, si Jepang tersebut ngomong “HEXINDO, tiyang BTS engkang praktek dateng mriki enten pinten?”
Saat aku jawab dengan “gangsal welas”, itu jepang balik nimpalin “gangsal welas sedanten mlebet?”

Yah…, kayak gitulah kira-kira percakapanku sama orang jepang itu.
Disini terlihat sekali lok orang yang berasal jauh dari negeri sakura sana begitu tertarik dengan bahasa jawa, yang jelas-jelas bukan bahasa nasional Indonesia. Bahklan bisa dibilang dia tidak bisa bahasa Indonesia sama sekali.
Kita sebagai orang Indonesia pada umumnya dan orang jawa pada khususnya, apakah tidak malu pada orang jepang tersebut?

Sudah seharusnya kita mau mempelajari dan mengembangkan budaya kita sendiri. Tapi yang aku lihat sangat bertolak belakang. Kita sebagai orang ENDONESA lebih suka dan lebih bangga kalau bisa makan berger, lebih suka karate dan wushu dari pada pencak silat. Lebih gemar break dance dari pada jaipong.

Memang, tidak salah kita mempelajari berbagai kesenian luar, tidak salah kita mempelajari seribu logat dan bahasa yang ada di dunia ini. Tapi apakah lucu bila kemudian hari kita harus belajart bahasa jawa pada orang Jepang??
Apakah layak kita belajar ndalang sama orang amerika??
Belajar pencak silat sama orang belanda??

Aku rasa itu sangat tidak lucu dan tidak pantas. Harusnya mereka lah yang belajar pada kita. Kita harus bisa membawa dan menjaga seni budaya kita pada kerasnya arus dunia.
Apapun yang bisa membawa nama kita, Indonesia dan semua kebudayaanya, layak kita dukung, seperti halnya usaha pelokalan wordpress yang pernah aku tuliskan. Entah mau dilokalkan dalam bahasa apa, atau oleh orang dari suku mana, kita wajib dan berhak untuk mendukungnya.

0 件のコメント:

コメントを投稿